Kamis, 25 Desember 2014

Jalan Darat ke Malaysia : Singkawang Kuching (Part 2)

Deretan ruko dan gedung-gedung tinggi di pusat Kota Kuching. Kalau deretan rukonya rada mirip Singkawang, tapi kalau gedung tingginya di Singkawang belum ada. Yeah, gedung tingginya lumayan bikin saya berasa ada di luar negeri gitu deh.
Saya suka deretan ruko ini, so classic!!!
Ikon Kota Kuching dilihat dari belakang.
Taaraaaa...ini buktinya saya sudah sampai Kuching :D. Foto di depan Patung Kuching ini wajib banget! As always, karena jalan sendirian, saya pun minta tolong turis lain untuk menjepret saya dan kucing-kucing semok ini :P.
Pemandangan gedung-gedung tinggi di pinggir Sungai Sarawak. Sungainya bersih yaaa...Kapan sungai Indonesia bisa begini?
Saya menyeberang ke Kampung Boyan dengan menaiki perahu. Walaupun sudah biasa naik perahu bahkan kapal laut di negeri sendiri, naik perahu di negeri orang tetap aja rasanya exciting. Oya, tarif perahu ini unik. Tarif pagi sampai sore sekali menyeberang (bukan PP ya) sejumlah 50 Sen (1RM = Rp. 3600), tapi kalau malam tarifnya 1 RM. Saya nggak sempat tanya kenapa tarifnya berbeda. Menurut anda kenapa? :D
Dermaga Perahu Kampung Boyan. Saya heran dengan jembatan ini, kalau naik rasanya kayu-kayu di jembatan ini kokoh, tapi kalau turun kok berasa kayunya agak rapuh dan saya kayak mau jatuh. Saya nggak tahu apa saya aja, atau orang lain juga merasakan hal yang sama. Mungkin karena bodi saya yang padat berisi kali ya :P.
Waktu saya googling, saya ketemu tulisan yang menyarankan "Kek Lapis Sarawak" sebagai recommended oleh-oleh dari Kuching. Promo Kek Lapis Sarawak ini oke banget, salah satunya diatap kapal ini. Bikin saya makin penasaran sama kek lapis itu.
I think this is my best photo while i was in Kuching. Subhanallah, indah sekali cahaya matahari menyinari Sungai Sarawak. Saya patut berbangga karena gambar ini diambil dari kamera ponsel saya yang underestimate. Hohoho. 
Hooraayyy, bertemu food court atau dalam Bahasa Malaysia "Medan Selera". Tempatnya luas dan sepertinya asyik nongkrong disini agak lama.
Milih-milih tempat duduk nih saya. Hmm...dimana ya??? Akhirnya saya memilih duduk di dekat kipas angin. Suuueeggeerrr rek :D. Secara Kuching hawanya panas bo'.
Senyum saya mengembang membaca menu "Sotong Tukuk", di Singkawang menu itu dikenal dengan nama "Sotong Pangkung". Kata "Pangkung" dan "Tukuk" memiliki makna sama yaitu dipukul-pukul. Hanya saja penggunaan kata "Tukuk" agak lucu untuk saya yang lama di Singkawang. Makanan ini berbentuk sotong atau cumi yang dikeringkan kemudian ditukuk atau dipangkung, dibakar, dan dimakan dengan cara dicocol ke sambal encer. Di Singkawang saya tidak terlalu suka makanan ini, jadi di Kuching saya pun tidak begitu tertarik untuk mencobanya. Hmm, padahal dicoba aja ya, siapa tau berbeda dengan yang di Singkawang. Well, i'll try on the next trip.
Namanya cukup membuat penasaran. Nasi Tsunami? Ah, tapi sayang saya tidak sempat mencobanya karena keterbatasan waktu, perut, dan ringgit. Hehehe :P.
Nah, Mee Kolok ini salah satu yang direkomendasikan oleh banyak blogger untuk dicoba. Ok, noted! Pasti saya coba.
Menu yang juga membuat saya penasaran ingin mencoba. Nasi Tomato??? Makanan itu memang musti unik namanya, jadi orang penasaran pengen coba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SINGKAWANG : KOTA TERTOLERAN

               Please free to read and download thisbook ^_^                               https://press.perpusnas.go.id/ProdukDetail.aspx?i...