Jakarta, NU Online Diperlukan paling tidak tiga jam perjalanan dari Bandara Supadio di Kuburaya, Kalimantan Barat untuk sampai di kota yang meraih hattrick sebagai kota paling toleran di Indonesia, yakni Singkawang. Sebagai sebuah kota administratif, Singkawang baru dibentuk pada tahun 1981 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 1981. Kota ini dipisahkan dari induknya, yakni Kabupaten Sambas. Kota ini menjadi wilayah lintasan dari pusat ibu kota Kalimantan Barat di Pontianak menuju wilayah perbatasan dengan Malaysia yang terletak di Sambas. Karenanya, wilayah ini cukup strategis. Apalagi kota ini berbatasan langsung dengan laut di bagian baratnya dan dikelilingi perbukitan sekaligus.
Bukan saja alamnya yang menjadi daya tarik Singkawang, tetapi juga toleransinya yang dikenal cukup baik. Tak pelak, Singkawang ini diganjar sebagai kota paling toleran berulang kali. Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Singkawang Edy Purwanto Achmad menyampaikan bahwa kehidupan harmonis masyarakat Singkawang sudah dari dahulu terjalin. Keragaman suku, etnis, dan agama justru merekatkan hubungan mereka dan hidup berdampingan penuh kedamaian.
"Contohnya kalau ada waktu lebaran, tanpa melihat agama dan sukunya, mereka saling berkunjung. Orang Tionghoa berkunjung ke tempat orang Islam," ujarnya kepada NU Online pada Sabtu (23/12/2023).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar